Seperti
yang kita ketahui era industri 4.0 adalah era baru perkembangan industri yang
menekankan kemajuan teknologi , hal ini berkaitan erat dengan teknologi otomasi
dan Internet of thing dimana segala bentuk perangkat keras dapat saling
terhubung satu dengan lainnya melalui internet dan dapat berbagi sumber daya
ataupun data dengan komputasi awan atau cloud computing. Era Industri 4.0 itu
merupakan nama tren otomasi pertukaran data terkini teknologi pabrik, hal ini
menyangkut banyak aspek teknologi baru yaitu cloud computing, teknologi otomasi
hingga teknologi IoT (Internet of Thing)
yang sekarang sudah menjadi tren di dunia industri, pendidikan,
perusahaan bahkan di pemerintahan. Industri 4.0 ini menghasilkan industri
cerdas yang memanfat semua hal yang saya sebutkan tadi utamanya yaitu IoT
dimana perangkat industri akan terhubung satu dengan lainnya melalui media
internet dan bertukar data dengan menggunakan cloud computing. Melihat
pengertian dan paparan tersebut mengenai era industri 4.0 tentunya menjadi
tantangan baru bagi masyarakat, bagaimana tidak, perkembangan teknologi yang
semakin canggih tentunya harus diimbagi dengan kognitif yang sesuai di era ini.
Masyarakat harus mengetahui segala bentuk perkembangan teknologi, ya tidak
harus mendetail setidaknya tahu bangaimana mengoprasikan berbagai alat yang
mulai terkena paparan radiasi industri 4.0 ini. Tantangan lainnya yaitu
pengendalian atau pengukuran kebutuhan, kita tahu dengankemunculan era industri
4.0 ini akan menghasilkan industri cerdas berbasiskan IoT maka dari itu
pekerjaan manusia di segala bidang akan tergantikan oleh bongkahan mesin-mesin
cerdas, yang dulunya masih manual sekarang sudah otomatis, yang lampau nya
membutuhkan tenaga kerja manusia yang banyak sekarang hanya membutuhkan sumberdaya
listrik, koneksi dan beberapa perangkat. Hal ini menjadi penyakit terbesar yang
perlu diminimalisir pasalnya jika kita terlalu mengandalkan mesin dan cenderung
dibuat “terlalu dimudahkan” maka kita sendiri nantinya akan di “perbudak” oleh
mesin itu sendiri. Istilahnya terlalu terlena dengan kemudahan hingga lupa
bahwa kita mahluk yang juga perlu banyak bergerak. Industri yang telah
menerapkan teknologi pintar juga akan merekrut sedikit tenaga kerja, kita tidak
bisa berfikir apakah peluang kerja malah berkurang atau bertambah, mengapa
demikian peluang kerja diera ini akan menjadi dua sudut pandang yang berbeda,
disatu sisi peluang usaha akan menyempit bagi mereka yang tidak memahami
teknologi disisi lain peluang usaha akan melebar dan terbuka lebar bagi mereka
yang memahami betul akan teknologi utamanya Internet of Thing itu sendiri.
Sebagai
bagian dari masyarakat tentunya mahasiswa menjadi sorotan penuh perkembangan
teknologi ini bagaimana tidak? era ini memiliki banyak tuntutan terhadap
generasi muda, salah satunya tuntutan akan pemahaman dan pengetahuan yang luas,
mahasiswa sebagai bibit unggul dan benih pertumbuhan bangsa tentunya menjadi
faktor penentu kesuksesan suatu bangsa. Disinilah kita harus memupuk dan
mengembangkan skill setiap mahasiswa agar nantinya dapat menjadi pelaku-pelaku
serta dalang di era industri 4.0 ini, kita sebagai mahasiswa perlu menjadi
pelopor baik perkembangan teknologi industri saat ini, Sebagai manusia yang di
berikan kesempatan untuk memiliki
kecerdasan dan prilaku sebagai seorang yang berkependidikan, di era ini atau
era industri 4.0 bukan menjadi alasan untuk bisa tertunduk bisu tapi
harus bangkit dan mengangkat bahu Tambahnya. Jika kita melihat lagi
kondisi dan situasi saat ini, sudah menjadi barang tentu bahwa kaum muda atau
generasi muda seperti kita akan menjadi peran yang begitu penting untuk
menyongsosng kemajuan teknologi demi terciptanya dan tercapainya tujuan-tujuan
era industri 4.0 ini. Kenapa harus kita? Ya kalu bukan kita siapa lagi ? karna
kita sebagai kaum berintelektual yang nantinya dapat diharapkan menjadi
penggerak roda industri di era 4.0 nantinya. Jika di katakan kapan harus
menerapkan industri 4.0 itu , kita kembali lagi pahami teknologi itu sendiri,
teknologi pada dasarnya akan selalu berkembang dan searah dengan perkembangan
zaman. Setiap detik, setiap menit , dan bahkan milidetik pun perkembangan
teknologi tersebut selalu berkembang jadi kita tidak tahu kapan teknologi
terbarukan atau era industri 4.0 itu tiba karna wujud dan kemunculannya tidak bisa
di tebak begitu saja. Mengapa, ya karna teknologi itu sendiri, “selalu
berkembang” bisa saja besok, lusa atau satu jam dari sekarang, karna kemunculan
perkembangan teknologi tidak bisa ditebak waktu dan tanggalnya, kita sebagai
masyarakat atau mahasiswa khususnya harus siap menghadapi segala bentuk
perubahan, utamanya perubahan teknologi itu sendiri, tapi kalau dilihat dari
segi kapan harus diterapkan ? tentunya sedini mungkin harus diterapkan karna
jika kita terus terusan mengulur waktu untuk menerima kenyataan perkembangan
teknologi dengan alasan bahwa kita tidak siap, maka kita lah yang memilih akan
jatuh di hadapan wajah-wajah negara maju lainnya. Istilahnya kita sudah tahu
bahwa untuk menempuh jarak yang jauh bisa dengan sepeda motor tapi kita memilih
untuk jalan kaki, “lambat”. Industri 4.0 itu sekali lagi merupakan industri
entah industri di bidang apapun itu,
yang mana industri tersebut sudah menerapkan kemajuan teknologi canggih untuk
memproduksi barang dan jasa jadi sektor yang paling berperan di era ini ya
industri itu sendiri.
Memang
benar bahwa mahasiswa memiliki peran yang sangat penting di era industri 4.0
jika melihat kondisi mahasiswa yang kebanyakan atau sebagian besar sangat
bergantung dengan teknologi itu bukan menjadi sudut pandang yang tidak baik,
tergantung bagaimana kita menyikapi teknologi itu sendiri. Jadi begini
mahasiswa atau jangan lah kita bicara mahasiswa, contoh kecil saja di
lingkungan masyarakat, untuk berbelanja, bepergian, berkomunikasi sudah di
handle oleh teknologi itu sendiri dan dampaknya apa kita dipermudah dan tidak
akan kesulitan serta membuang banyak waktu , teknologi itu baik, sangat- sangat
baik, yang buruk adalah cara kita terhadap teknologi itu sendiri. Perlu di
pahami lagi bahwa, yang paling penting disini bukan masalah bagaimana cara
menyikapi teknologi, tapi bagaimana cara kita membatasi kebutuhan akan
teknologi, karna kita itu mahluk hidup, mahluk sosial, yang juga perlu
berintraksi langsung dengan sesama, yang perlu menggerakan seluruh tubuh untuk
dapat terus sehat. Kalo hanya ingin pergi satu atau dua meter tidak perlu
berkendara jalan kaki saja, kalo ingin berbicara padahal lawan bicara hanya
berada satu dua meter jangan pakai Line,
facebok atau WA, datangi dan ajak bicara. Hal-hal kecil seperti ini harusnya
kita sadari lagi, dampak dan resikonya. Jangan sampai teknologi itu malah
berbalik arah membuat kita seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya yang
seharusnya dialah yang tidak bisa hidup tanpa kita umat manusia (tuturnya
serius).
Tidak ada komentar